Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mengambil Putranya Diam-Diam 



Mengambil Putranya Diam-Diam 

0"Aku akan menyimpannya." Gu Xiaoran tersenyum.     
0

Setelah itu Qiu Bai langsung menutup teleponnya.     

Kemudian Gu Xiaoran masuk ke mobil dan mengenakan sabuk pengamannya, tapi dia masih melihat Qiu Bai berdiri di tempat yang sama dan menatap dirinya, lalu Gu Xiaoran tersenyum padanya, "Sampai jumpa!"     

***     

Di vila!     

Pria tua itu sedang duduk di kursi goyang di depan jendela bergaya Prancis, sembari memegang resep di tangannya.     

Tidak lama kemudian Qiu Bai kembali ke vila, dia berjalan ke arah pria tua itu dan memberi salam dengan sopan, "Tuan Besar!"     

"Qiu Bai, apa pendapatmu tentang anak ini?"     

"Dia mempunyai wawasan luas dibanding anak lain seusianya."     

"Coba kamu selidiki anak bernama Xiaopian itu."     

"Baik."     

***     

Gu Xiaoran kembali ke Vila Teluk Selatan dan mencari Xiaohan di kamar bayi yang ada di lantai tiga, namun dia tidak melihat Xiaohan atau orang yang mengasuh anaknya. Yang aneh lagi adalah Kakek, Nenek Xie, dan beberapa pengasuh lain tidak ada di sana.      

Kemudian, saat Gu Xiaoran keluar dari kamar bayi, dia melihat pelayan datang ke lantai atas sambil membawa cairan antiseptik.     

"Di mana Xiaohan?"     

"Tuan Kecil ada di kamar Tuan Muda Mo."     

"Di mana Kakek?"     

"Kakek Yu telah pergi ke kampung halamannya."     

"Kampung halaman?" Seingat Gu Xiaoran, Kakek sudah lama tidak kembali ke kampung halamannya.     

"Kalau Nenek Xie ke mana?"     

"Juga pulang ke kampung halaman."     

Gu Xiaoran sepertinya mengerti mengapa Kakek yang sudah bertahun-tahun tidak kembali ke kampung halamannya, tiba-tiba kembali ke kampung halamannya.     

Kemudian Gu Xiaoran meninggalkan kamar bayi di lantai tiga, lalu turun ke lantai dua dan mengetuk pintu kamar Mo Qing. Namun tidak ada tanggapan dari dalam kamar.     

Kemudian Gu Xiaoran pun langsung membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Pintu kamar itu tampak sedikit terbuka dan Gu Xiaoran menengok ke dalam.     

Ternyata…     

Mo Qing masih mengenakan baju tidur tanpa mengikat ikat pinggangnya, sehingga dada dan bagian perut pria itu terlihat dengan jelas. Dia tidur dengan posisi berbaring telentang di atas karpet.     

Sedangkan Xiaohan duduk tengkurap di perut pria itu, sembari meraih ikat pinggangnya dan mengunyahnya. Melihat hal itu Gu Xiaoran pun langsung terkejut!     

Gu Xiaoran melihat pria itu terbaring di lantai dan tidak bergerak. Apakah semalam Mo Qing tidak tidur? Batinnya.     

Kemudian Gu Xiaoran tersenyum ketika melihat Xiaohan yang asik bermain dengan sabuk.     

Gu Xiaoran masuk ke dalam kamar, dan berjalan menghampiri Xiaohan sambil memberi isyarat untuk jangan berisik.     

Seketika Xiaohan langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum saat melihat Gu Xiaoran. Kemudian Gu Xiaoran berjongkok dan merentangkan tangan untuk memeluk Xiaohan.     

Xiaohan segera berguling dari tubuh Mo Qing dan dengan riang merangkak ke arah ibunya. Gu Xiaoran menggendong putranya, lalu berjalan pergi dengan hati-hati.     

Gu Xiaoran berpikir, pasti akan menarik jika pria brengsek itu bangun dan tidak melihat putranya.      

Tiba-tiba pintu kamar itu tertutup secara otomatis. Gu Xiaoran pun dengan buru-buru melangkah ke arah pintu. Gagang pintu tidak bisa diputar karena pintu juga terkunci secara otomatis.     

Apa-apaan ini!      

Apa yang sedang terjadi?     

Bagaimana ini bisa terjadi?     

Apakah karena aku mencuri putranya dan masih ingin mengerjai dia? Batin Gu Xiaoran.     

Xiaohan memeluk Gu Xiaoran, lalu menggigit sambil bergumam, "Ma… ma."     

"Ssst…"     

"Mama."     

"Ssst…" Sayang, jangan panggil 'mama' lagi, kamu akan membangunkan ayah brengsekmu. Batin Gu Xiaoran.     

"Papapapa."     

Xiaohan bisa memanggil papa?     

Gu Xiaoran mengedipkan matanya, tidak bisa secepat itu, kan?     

"Papapapa." Xiaohan menggerak-gerakan tangannya dengan riang.     

Mana mungkin Xiaohan memanggil papa?     

Tiba-tiba Gu Xiaoran memiliki firasat buruk, dia mengikuti tatapan Xiaohan dan menatap lurus.     

Entah kapan si iblis Mo Qing itu bangun, tapi dia sudah duduk dengan malas di tempat tidur dan menatap Gu Xiaoran sambil tersenyum sembari memegang remot di tangannya.      

Rupanya pintu itu dikunci oleh Mo Qing menggunakan remot.     

Saat itu juga Gu Xiaoran merasa sangat malu. Kemudian dia pun berpura-pura batuk dan berkata, "Aku melihatmu tidur, jadi aku takut Xiaohan akan mengganggu tidurmu, jadi…"     

"Kamu yakin kalau kamu hanya takut membangunkanku? Bukan mencuri putraku?"     

"Tentu saja aku hanya takut membangunkanmu!"     

"Jika hanya takut membangunkanku, mengapa kamu terlihat bersemangat seperti itu?" Mo Qing selalu sadar dalam tidurnya, dia sudah tahu ketika Gu Xiaoran berjalan ke pintu, ketika mendengar langkah kaki Gu Xiaoran semakin mendekat, Mo Qing berpura-pura tidak bergerak.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.